Ketika Komda PAI Papua menyelenggarakan Pameran Anggrek Belantara Indonesia pada tanggal 22 – 26 Juli 2005. Kami bersyukur mendapat kesempatan melihat-lihat kecantikan anggrek-anggrek Papua di tempat habitat aslinya. Salah satu tempat cantik yang kami kunjungi adalah sebuah kepulauan Padaido, sekumpulan pulau-pulau kecil yang dengan transportasi Kapal Perintis memerlukan waktu tempuh 2- 3 jam dari Biak, kepulauan tersebut berada tidak jauh dari Pulau Supiori dengan pantai-pantai yang cantik dengan pasir putih, air jernih menghadap samudra Pasifik.
Kedatangan kami disambut tarian gadis-gadis Padaido dengan pakaian rumbai-rumbai, diiringi musik khas gitar dan kendang lalu sekali-kali ada teriakan-teriakan kegembiraan. Tetua adat tersenyum pada kami semua sambil sambil satu persatu memercikan air suci, memberikan topi pandan berhiasan bunga sebagai simbul penerimaan dan hormat pada kedatangan kami.
Dalam suasama gembira, setelah sesekali ikut menari, bernyanyi, bercengkrama dengan bocah-bocah Padaido berseragam sekolah, menyantap aneka makanan laut terutama kepiting kelapa yang lezat. Penulis dengan beberapa teman dari PAI Malang dan PAI Jakarta menelusuri Pulau Padaido yang konon luasnya kurang lebih satu kilometer persegi.
Pulau Padaido memiliki curah hujan yang tinggi, tidak jauh berbeda dengan pulau-pulau yang berada di samping kepala burung Pulau Papua. Selama kami berada di Kabupaten Biak – Nunfor, rasanya setiap hari kami merasakan hujan. Suhu di siang hari relatif panas, angin dari laut pasifik kencang. Fenomena itu menjadikan kawasan Biak Nunfor termasuk pulau Padaido memiliki kelembaban yang baik untuk anggrek. Air yang hampir setiap hari turun, diimbangi oleh suhu tinggi di siang hari dan angin kencang dari laut Pasifik menjadikan kondisi lingkungan yang optimal.
Dalam perjalan kami menelusuri pulau, sesekali kami berpapasan dengan penduduk asli yang tersenyum pada kami dengan ramah. Di halaman rumah penduduk yang penuh pepohonan kami mulai menemukan anggrek-anggrek liar ada juga yang nampak sudah dipelihara di muka rumah mereka. Paling banyak kami jumpai Grammatophylum scriptum,suatu anggrek yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan anggrek macan. Anggrek ini paling banyak tumbuh di tonggak kayu yang ditebang, ada juga yang tumbuh di tebing bebatuan. Tubuhnya subur dengan batang semu membulat cenderung menggerobol, daun seperti daun tunas kelapa, bunga dasar hijau hingga kuning dengan spot coklat hingga hitam. Yang menarik dari sekian banyak anggrek macan yang ditemui di pulau Padaido termasuk yang dibawa dan dijajakan penduduk asli untuk dijual kepada rombongan kita, dijumpai sosok anggrek macan dengan ukuran batang semu kecil-kecil dan ramping.
Dari hasil penelusuran di sela riuh kegembiraan kami bersama masyarakat Padaido, setidaknya kami dapat melihat dan belajar habitat beberapa anggrek yang kami jumpai hidup di alam Papua, diantaranya adalah : Anggrek Dendrobium smillieae Dendrobium spectabile, Dendrobium antenatum, Dendrobium schulleri, Dendrobium macrophylum, Dendrobium undulatum, Grammatophylum speciosum,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar