Teknik Aklimatisasi, faktor ini sangat penting dan akan dibahas lebih luas dan lebih bersifat praktis agar dapat menjadi pengetahuan dasar bagi yang ingin mencoba mengeluarkan anggrek dari botol.
A. PERSIAPAN.
Sebelum kita melaksanakan aklimatisasi bibit anggrek dari botol, seyogyanya kita mempersiapkan bahan-bahan, alat dan bibit botolan yang akan kita akimatisasi.
Bibit botolan terpilih yang akan kita aklimatisasi, sebaiknya dikenalkan pada lingkungan yang akan digunakan untuk aklimatisasi yaitu dengan menempatkan bibit botolan di bakal lingkungan barunya (umumnya beratap) nanti selama beberapa waktu ( 1 minggu – 1 bulan). Ini akan membantu meningkatkan kemampuan adaptasi bibit karena umumnya lingkungan baru di luar botol, memiliki intensitas cahaya, suhu lingkungan yang lebih kuat.
Media tanam yang akan kita gunakan (misalnya : moss, pakis cacahan, spagnum atau cacahan arang) disterilisasi atau dimasak agar jamur, bakteri atau organisme pengganggu dapat dihilangkan dari media, sekaligus juga agar media lebih masak / lunak sehingga hara pada media itu mudah diserap bibit tanaman. Kadang juga ada yang menambahkan pupuk dengan dosis yang rendah sebelum media ditiriskan / dihilangkan dari air yang untuk memasak.
Siapkan pot yang akan digunakan untuk menumbuhkan bibit yang dikeluarkan dari botol, usahakan merupakan pot baru, menyangkut jumlah dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Pot dapat berupa pot plastik atau tanah, dapat pula diganti dengan keranjang plastik, gelas aqua, atau krat kayu. Untuk yang terbuat dari tanah, sebelum digunakan direndam air terlebih dahulu agar tidak menyerap air dari media.
Siapkan spidol, kertas koran, label, pinset panjang dan pendek / kawat yang dibengkokkan di ujungnya, gunting kecil, baskom / ember, kipas kecil (kalau ada), dan fungisida.
B. PEMILIHAN BIBIT
Pemilihan menyangkut jenis bibit anggrek sangat tergantung kesukaan atau kebutuhan mengeluarkan bibit, tersedia banyak jenis anggrek botolan, misalnya yang banyak dijual adalah : Dendrobium, Phalaenopsis, Cattleya, dan Vanda. Sedangkan jenis lainnya jarang ada. Pilihlah bibit anggrek botolan yang siap dikeluarkan, ciri-cirinya : besar, seragam, lengkap (berdaun dan berakar), daun berwarna hijau tua, berumbi (untuk jenis Cymbidium, Grammatophyllum), pertumbuhan normal, umur minimal 6 bulan. Penanganan bibit yang umurnya terlalu tua harus cepat dilakukan, bibit yang demikian biasanya ditandai dengan habisnya media agar dan mulai terjadi kerusakan tanaman terutama nampak adanya daun yang mencoklat.
C. PENGELUARAN BIBIT
Setelah segala sesuatu untuk keperluan pengeluaran bibit anggrek sudah siap. Maka kita bisa melakukan pengeluaran bibit anggrek dari botol. Caranya :
(1). Buka tutup botolnya, kemudian ke dalamnya diisi air tidak sampai penuh. Kocok perlahan-lahan, agar media agar yang ada di dalam botol dapat larut dalam air dan kemudian kita keluarkan. Bila perlu upaya ini dilakukan berulang 1-3 kali agar media agar yang tersisa dapat sebanyak mungkin kita keluarkan.
(2). Setelah media agar kita keluarkan, bibit anggrek yang ada di dalam botol selanjutnya kita keluarkan satu-persatu dengan menggunakan pinset panjang atau kawat yang diujungnya dibengkokkan agar bisa untuk mengait. Pada saat mengeluarkan usahakan yang keluar terlebih dahulu adalah akarnya, agar bibit tidak rusak. Bibit ditampung di baskom / ember yang telah kita isi dengan air bersih. Bila jumlah bibit botolan yang kita keluarkan cukup banyak jenisnya, maka penandaan atau pemberian label harus dilakukan agar tidak salah dalam penamaan tanaman.
(3). Mengambil bibit juga dapat dengan cara memecah botol. Caranya sebelum dipecah botol dibungkus dengan kain baru dipecah. Memecahkan botol harus dengan hati-hati karena bisa merusak bibit.
(3). Cuci bersih bibit anggrek yang baru dikeluarkan dari botol dari sisa-sisa media agar, buang daun-daun, akar yang rusak dengan cara mengguntingnya. Sebaiknya dalam mencuci gunakan air bersih dan mengalir.
Gambar 2. Mengeluarkan bibit anggrek
D. PERLINDUNGAN AWAL
Bibit yang sudah dicuci bersih, selanjutnya direndam di larutan fungsida agar terlindungi dari serangan jamur yang biasanya menjadi gangguan utama. Jamur dapat menyebabkan busuk daun, busuk akar, busuk umbi dan lain-lain yang berakibat pada kematian bibit. Fungisida yang biasanya digunakan adalah Benlate (dengan bahan aktif benomil 50 %) dan Dithane (dengan bahan aktif mankozeb 80 %), atau dapat juga digunakan : Cupravit (dengan bahan aktif tembaga oksiklorida 50 %), Daconil (dengan bahan aktif klorotalonil 75 %), Dimazeb (dengan bahan aktif mankozeb 80 %) dan lain-lain. Mengetahui alternatif fungisida menjadi penting, karena dalam pasaran tidak setiap merk selalu tersedia di suatu daerah. Penggunaan fungisida sebagai bahan pelindung awal bagi aklimatisasi bibit ini biasanya berkisar antara 2 – 5 g / liter air. Pada larutan fungisida ini bibit direndam selama 5 – 10 menit. Setelah itu bibit anggrek ditiriskan dengan ditempatkan di atas koran, bisa dengan dikering anginkan atau kalau banyak jumlahnya dapat dikeringkan dengan menggunakan kipas angin.
E. SORTASI DAN LABELING
Bibit anggrek yang telah bersih, terlindungi fungisida dan kering dikelompokan sesuai jenis dan ukuran. Yang ukuran besar-besar dikelompokan tersediri, yang kecil-kecil juga demikian. Kadang pengelompokan dapat terjadi sampai menjadi 3 kelompok, yaitu : besar, sedang dan kecil. Pemilihan bibit yang seragam sangat memudahkan pengelolaan.
Setelah sortasi bibit anggrek jangan sampai lupa kita memberi tanda / membuatkan label. Ini penting agar tidak terjadi salah penamaan.
F. KOMPOTING
Bibit yang telah dikelompokan atas dasar ukuran dan jelas namanya ditanam secara berkelompok atau dalam bentuk kompot (community pot). Bibit-bibit ditanam secara rapat di pot, bisa pula di wadah plastik, di gelas aqua, dikrat kayu, atau model kompot hamparan. Bentuk kompot ini sebagai bentuk adaptasi awal seperti kondisi sebelumnya di botol di mana mereka juga hidup berkelompok.
Gambar 3. Kompot dengan pot tanah (kiri atas), kompot model hamparan (kanan atas), kompot di kotak plastik (kiri bawah), kompot di krat kayu (kanan bawah).
Pada awal kehidupan anggrek di luar botol, 2 minggu pertama tidak usah ada penyiraman tetapi usahakan lingkungan kompot atau media tumbuh tetap cukup lembab. Maksudnya agar tanaman tidak busuk, dan justru terpacu untuk memfungsikan akar. Tanda-tanda akar mulai merespon lingkungan akan tampak bulu-bulu harus di perakaran, kemudian ujungnya mulai menghijau. Daun-daun bibit akan terdorong menjalankan totalitas perannya sebagai organ yang melaksanakan fotosintesis. Di dalam botol peran daun dalam menjalankan fotosintesis rendah. Bila daun-daun bibit yang masih muda tersebut mampu menjalankan fotosintesis yang meningkat, daun tersebut akan nampak segar, tidak layu / lemas.
Penyiraman terhadap tanaman bibit dalam kompot dilakukan setelah 2 minggu sejak tanam. Selanjutnya disiran 2 hari sekali atau melihat tingkat kelembaban media, kalau media masih lembab dan lingkungan juga lembab dan basah maka tidak perlu disiram. Pemupukan sebaiknya dilakukan seminggu 2 kali menggunakan pupuk majemuk yang memiliki komposisi hara lengkap mendekati media dalam botol. Pilihlah yang komposisi NPK-nya seimbang atau N-nya lebih besar. Selain tindakan pemupukan, perlu juga dilakukan pengobatan minimal sebulan sekali. Dapat menggunakan fungsida, insektisida, atau bakterisida sesuai kebutuhan.
Jumat, 04 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar