Selasa, 09 Maret 2010

Phalaenopsis amabilis (L) Blume


Anggrek bulan Phalaenopsis amabilis melalui keputusan Presiden 5 Juni 1990 dijadikan sebagai salah satu Bunga Nasional Indonesia dan dinobatkan sebagai Puspa Pesona Indonesia. Anggrek ini banyak menjadi perhatian insan anggrek dunia, fotonya sering menghias buku-buku anggrek baik di dalam maupun di luar negeri.
Anggrek yang cantik ini, untuk pertama kali didiskripsikan oleh Rumphius pada tahun 1750, ia menulis di Herbarium Amboinense masih dengan sintem polynomial (penamaan dengan banyak kata) yaitu Angraekum album majus yang artinya anggrek putih besar, jadi dikelompokan dalam genus Angraekum. Kemudian tahun 1753, Linneus mendapat tanaman ini dari Osbeck yang baru menjelajah ke Pulau Jawa menulis pada bukunya ‘ Species Plantarum’ memasukan dalam kelompok Epidendrum dengan sebutan Epidendrum amabile, tahun 1814 Roxburgh mengusulkan nama tanaman ini sebagai Cymbidium amabile.
Akhirnya tahun 1825 C.L. Blume mengukuhkan tanaman ini ke dalam genus Phalaenopsis dan diberi nama yang sampai sekarang dapat diterima secara universal yaitu Phalaenopsis amabilis. Kata Phalaenopsis berasal dari bahasa Yunani ‘Phalaina’ yang berarti kupu-kupu dan ‘opsis’ yang berarti seperti, sedangkan amabilis berasl dari bahasa Latin ‘amabile’ yang artinya cantik, manis.

Phalaenopsis amabilis berbatang amat pendek, sehingga yang kelihatan hanya daun-daun dan akar-akarnya saja. Daunnya sekitar 2 – 8 helai, tebal, kaku, panjang atau bulat panjang, mengkilat, ± panjangnya 30 cm, lebarnya ± 10 cm. Pada kondisi sehat dan subur ukuran daun akan lebih besar. Akarnya panjang-panjang, bulat bila menggantung bebas, pipih bila menempel pada media, mengkilat, berwarna perak atau warna aluminium. Akar yang sehat tidak berkerut, bagian ujungnya segara dengan warna kemerahan dan hijau di bagian titik tumbuhnya.

Tangkai bunga muncul dari pangkal batang atau dari ketiak daun, bisa lebih dari 1, ada kalanya bercabang, diameternya ± 3 – 5 mm, pankangnya ± 20 - 90 cm, jumlah bunga bervariasi bisa kurang dari 10 kuntum per tangkai, dapat pula lebih dari 60 kuntum per tangkai. Berbunga dua kali dalam satu tahun dan tahan lama.

Bunga tersusun rapat, berjajar, dua baris sebelah menyebelah tangkainya, sehingga enak dipandang mata. Ukuran diameter bunga bervariasi ± 7 – 10 cm, bisa juga lebih. Daum kelopak samping serong, putih, memanjang, agak meruncing ke bawah, menadah atau menyangga bibir, asimetris. Daun kelopak tengah atau punggung bulat telur, memanjang agak bulat diujungnya, simetris. Daun mahkota putih, membundar, lebar, asimetris, bersudut siku dengan kelopak punggung.

Bibir berbelah tiga, belahan yang samping kanan kiri putih, serong, pada pangkalnya terdapat bintik atau garis coklat kemerahan, ada kalanya berwarna keunguan, di pinggirnya sebelah menyebelah kuning atau jingga. Antara belahan terdapat tonjolan, kuning emas atau jingga berbintik sawo matang. Belahan yang di tengah segi tiga, runcing berbentuk tombak tapi melengkung ke atas dan di ujungnya berbenang kuning atau ungu yang bergelung ke dalam.
Anggrek Phalaenopsis amabilis memiliki penyebaran yang luas, di Indonesia dapat ditemukan di mana-mana, mulai dari ujung pulau Sumatra, kepulauan Mentawai, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Melihat penyebaran yang begitu luas, menunjukan kemampuan hidup dan adaptasi tanaman ini yang kuat. Kemampuan adaptasi hidup pada lingkungan yang beragam benar-benar memberikan tingkat keragaman anggrek ini yang besar.
Keragaman dapat terjadi pada ukuran habitus atau bunga, bentuk, warna, bibir, jumlah bunga dan lain-lain. Misalnya saja Phalaenopsis amabilis yang ditemukan di Maluku berbeda dengan yang dari Papua terutama berbeda dari aspek ukuran bibirnya. Bibir Phalaenopsis amabilis yang dari Maluku memiliki ukuran hampir 2 kali yang dari Papua.

Sekilas bila orang awam melihat bunga anggrek bulan seperti Phalaenopsis amabilis, Phalaenopsis aphrodite, Phalaenopsis stuartiana, Phalaenopsis sanderiana var alba, mungkin akan berbicara bahwa tanaman-tanaman itu sama. Betapa tidak bentuk bunga sama, ukuran sama, model bibir sama, warna sama yang membedakan habitus tanaman dan detil bibirnya (lihat Gambar 2). Disinyalir tanaman-tanaman itu awalnya sama tetapi karena proses adaptasi lingkungan yang berbeda untuk waktu yang panjang sehingga mereka berevolusi dan membentuk populasi yang berbeda.

Phalaenopsis amabilis adalah merupakan induk penting dalam melahirkan hibrida anggrek bulan putih dengan bunga banyak. Tidak sedikit hibrida anggrek bulan dunia terlahir dari induk ini, hingga tahun 1994 anggrek ini telah melahirkan 164 hibrida. Kalau masing-masing hibrida yang lahir dari induk anggrek ini kemudian digunakan sebagai induk silangan kembali maka sumbangan gen dari Phalaenopsis amabilis tetap ada dan menambah panjang anak cucu canggah wareng anggrek asal buni nusantara ini.

Tidak ada komentar: